Senin, 24 September 2018

Mengenal Asal -usul Delman


Mengenal Asal -usul Delman




Delman adalah kendaraan transportasi tradisional beroda dua, tiga, atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda antara lain adalah kereta perang, kereta kencana dan kereta kuda.

Penamaan Delman berasal dari penemunya yakni Ir. Charles Theodore Deeleman, seorang insinyur, ahli irigasi yang memiliki bengkel besi di pesisir Batavia (Jakarta sekarang).

Delman kini digunakan lebih pada angkutan lingkungan yang berjarak tempuh pendek atau di pedesaan yang bersifatnya regional antar kampung. Terlebih saat ini tergusur oleh kehadiran ojek sepeda motor, taksi ataupun angkutan umum bermotor lainnya seperti bajaj dan bemo. (Baca: Lukisan Soekarno Sesaat Setelah Bacakan Teks Proklamasi). Tour Murah

Meskipun demikian, pada beberapa kawasan terutama kawasan wisata, Delman diizinkan beroperasi dengan mengikuti aturan kebersihan perkotaan seperti penampung kotoran kuda. Untuk tujuan tersebut, Delman diberi nomor seperti halnya pada penomoran kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Setempat.

Dalam sejarah, tercatat pada masa Pemerintah Hindia-Belanda di Indonesia, Delman digunakan sebagai angkutan antar kota, terutama sebelum kereta api dan kendaraan bermotor lainnya beroperasi di Indonesia. Tercatat pada tahun 1885, Forbes pernah menyewa delman untuk perjalanan dari Bogor menuju Bandung dengan biaya enam belas gulden yang ditempuh selama tiga belas jam perjalanan.

Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat dan tidak menggunakan mesin. Sebagai ganti mesin, delman menggunakan kuda sebagai sumber tenaganya.

Tapi tahukah kamu ternyata kata “DELMAN” tidak muncul begitu saja sebagai sebutan untuk kendaraan ini.

Nama kendaraan ini berasal dari nama penemunya, yaitu CHARLES THEODORE DEELMAN, seorang litografer dan insinyur di masa Hindia Belanda. Orang Belanda sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama dos-à-dos (punggung pada punggung) yaitu sejenis kereta yang posisi duduk penumpangnya saling memunggungi. Istilah dos-à-dos ini kemudian oleh penduduk  pribumi disingkat lagi menjadi ‘sado’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar